Sempat terfikir olehku...untuk memotong rambut dan mewarnainya, nanti setelah tiba di Indonesia. Tapi rencana ini sepertinya tidak akan kulakukan setelah ku membaca sebuah artikel di majalah. Sekarang kandunganku sudah memasuki minggu ke 23...hampir separuh masa kumerasakan kehamilan yang menyenangkan ini. Akan kujaga janin ini tuk terus tumbuh sehat.
Kembali ke masalah pewarnaan rambut atau penggunaan zat kimia pada tubuh kita seperti bleaching dan lain sebagainya pada saat hamil sebaiknya dihindarkan. Sebagai wanita, kita pasti merasa kurang nyaman dengan rambut halus yang tumbuh di tempat yang tidak diinginkan. Boleh saja rambut-rambut itu dihilangkan, namun minimalkan risikonya. Pilihan yang paling aman adalah dengan mencabut (menggunakan pinset) atau mencukur tanpa menggunakan krim khusus untuk cukur. Krim lain yang sejenis seperti krim peluruh rambut (depilatories) dan krim bleaching sebaiknya dihindari. Kulit Anda mungkin saja tahan terhadap zat kimia yang terkandung di dalamnya, namun ada kemungkinan zat kimia tersebut meresap ke dalam kulit kemudian mengalir dalam darah dan mengancam keselamatan janin Anda.
Pada masa hamil, pewarnaan dan pengeritingan rambut dihindarkan karena menurut Dr. Grace N.S. Wardhana, SpKK dari Brawijaya Women and Children Hospital, ketika kita melakukan pewarnaan zat kimia yang terkandung di dalamnya diserap secara sistemik ke dalam aliran darah. Gejala awal alergi yang kemungkinan timbul bisa muncul di leher dan muka. Makin lama dan semakin banyak zat kimia yang diserap darah, gejala alergi bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh dan membahayakan janin yang dikandung.
Sebaliknya, ada anggapan bahwa risiko pewarnaan rambut saat hamil hanya ada pada trimester pertama saja. Bahkan supaya lebih aman, Anda bisa melakukan toning pada rambut, yaitu tindakan pewarnaan hanya pada batang rambut saja dan tidak sampai ke akarnya. Apa pun itu, sebaiknya harus dikonsultasikan dulu dengan dokter kandungan karena taruhannya adalah keselamatan janin yang kita kandung.
No comments:
Post a Comment